Kampus Nahdlatul Ulama (NU) identik dengan mahasiswanya yang beragama Islam. Namun, ada yang berbeda saat pengukuhan wisudawan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Rabu (27/9) lalu. Diantara 1.071 wisudawan ada seorang biarawati bernama Maragretha Kolo. Ia diwisuda di Jurusan Ilmu Gizi.
“Banyak yang heran, kamu kok bisa kuliah di sini (UNUSA,red). Tapi saya jawab mungkin ini panggilan tuhan,” kata Margaretha Kolo kepada Nyata di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya, Senin (2/10) lalu.
Sebab wanita asal Oekolo, NTT itu tidak pernah terpikir untuk kuliah di kampus Islam. Masuknya biarawati yang biasa disapa Etha itu karena dia diperintahkan untuk belajar ilmu gizi di perguruan tinggi di Surabaya.
Etha yang saat ini berpelayanan di Gereja Katolik Palangkaraya, Kalimantan Tengah diperintahkan pimpinnya pada tahun 2019. “Sebenarnya awalnya diperintahkan ke Jakarta. Tapi karena di Jakarta tidak ada Rumah Biara, yang artinya tidak ada suster-suster senior yang bisa membimbing, akhirnya dialihkan ke Jogja,” ungkap wanita berusia 29 tahun itu.
|Baca Juga: Kisah Inspiratif Aipda Purnomo yang Ikhlas Rawat 500 ODGJ
Dia melanjutkan, “Tapi saya tidak mau di Jogja. Karena di Jogja banyak biarawati dari Timor yang kuliah di sana. Saya merasa tidak akan berkembang. Makanya saya pilih Surabaya, biar saya belajar budaya dan hal baru.”
Dari situ, Etha mantap untuk berangkat ke Surabaya. Namun di tengah jalan ia sempat bingung dalam memilih kampus. “Awalnya saya bingung di surabaya ini kuliah dimana. Kalau pilih Universitas Negeri tidak akan terima saya karena punya batas umur. Akhirnya saya cari universitas swasta,” ucapnya.
Hingga akhirnya, Etha mendaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surabaya. Namun karena kurang sreg, ia pun memutuskan cari kampus lain. Berkat saran dari seorang teman, ia direkomendasikan untuk kuliah di kampus UNUSA. Tetapi lagi-lagi hatinya merasa bimbang.
“Teman saya bilang kampus ini 100% islam. Saya bilang kita pergi saja dulu. Saya datang ketika tanggal pendaftaran sudah mepet,” imbuhnya.
|Baca Juga: Tunangan Cristiano Ronaldo Pakai Tas Langkah Rp 4,6M
Namun karena waktu yang sudah mepet, ia lantas menyetujui rekomendasi tersebut, Ia langsung mengambil formulir dan brosur. Serta melihat-lihat gedung di UNUSA. Ternyata Etha langsung sreg dan nyaman.
“Pas masuk semua orang melihat kita karena berbeda. Dengan pakaian jubah biarawati ini sama orang di bagian pendaftaran bengong nggak percaya. Ditanya sama orang yang mengurus pendaftaran, ini yang mau kuliah siapa. Saya jawab saya, dibilang nggak salah ta mbak? saya bilang tidak. Mereka berulang kali tanya, tidak percaya. Ditanya saya dari mana,” kenangnya sambil terkekeh.
Disepanjang masa perkuliahannya tersebut, Etha sempat mengalami suka-duka sebagai seorang minoritas. Bagaimana kisah lengkapnya? Baca hanya di Tabloid Nyata edisi 2724. Klik di sini.