Pasar Lasem Jangkau Konsumen Lebih Luas di Tengah Pandemi

pasar-digital-kesengsem-lasem
Foto: Kesengsem Lasem

Pandemi corona memberikan dampak yang besar bagi perekonomian rakyat. Tak terkecuali sektor industri batik tulis dan Usaha Mikro Kecil Menengah lainnya di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. 

Kunjungan wisata yang terhenti sejak awal Maret 2020, membuat perekonomian perajin di Lasem menurun drastis. Bahkan sebagain besar pengusaha batik tidak memiliki transaksi pembelian dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya, banyak yang harus merumahkan karyawannya.

Untuk itu, komunitas Kesengsem Lasem bersama Yayasan Lasem Heritage meluncurkan penjualan daring dari karya-karya masyarakat Lasem melalui platform Pasar Digital Rakyat Lasem, Selasa (12/5) kemarin. Mulai karya wastra, kriya hingga rasa dari Lasem dijual secara online di website kesengsemlasem.com.

“Mencoba membantu para pelaku ekonomi di Lasem untuk terus mendapat income. Kami di sini memberikan akses langsung kepada teman-teman (di Indonesia), untuk bukan hanya melihat, tetapi juga memiliki akases langsung produk-produk yang didatangkan dari Lasem,” kata desainer Didiet Maulana, selaku co-founder komunitas Kesengsem Lasem.

Baca juga: Ingin Raih Kebahagiaan, Desainer Didiet Maulana Bagikan Ilmunya

Menurut Didiet, mereka ingin tetap menggairahkan pasar di Lasem. Sehingga para perajin tetap bersemangat untuk berkarya.

“Dan sekarang orang-orang lebih banyak di rumah. Yang juga berarti banyak screen time online sehingga semua scroll down melihat apa yang ada di online. Sehingga di waktu yang sama, kita juga mengenalkan produk mereka ke audience yang lebih luas,” imbuh Didiet. 

pasar-digital-lasem
Produk-produk yang dijual di Pasar Rakyat Digital Lasem. Foto: Kesengsem Lasem

Sementara itu, Ketua Kluster Batik Lasem Santoso Hartono mengatakan, inisiatif pasar digital ini diharapkan jadi solusi tepat di tengah pandemi. Sebab, 40 persen dari penjualan batik di Lasem datang dari para wisatawan yang kini tak lagi bisa ditemui selama wabah corona. 

“Jadi terus terang untuk perajin batik di Lasem banyak yang istirahat. Masih ada yg masuk (kerja), tapi untuk menyelesaikan pesanan saja,” ungkap Santoso.

Ditambahkan Didiet, ia bersama komunitas Kesengsem Lasem dan Yayasan Lasem Heritage ingin para perajin lebih optimistis. Terlebih produk-produk dari Lasem memiliki kualitas bagus. 

“Dengan adanya platform untuk e-commerce ini kami berharap bisa membuat teman-teman di Lasem jadi optimistis. Tidak perlu takut ketika berkarya ada gak pasarnya,” kata Didiet.

“Di Indonesia ada penduduk 200 juta lebih dengan online ini bisa memangkas jarak, jadi semuanya itu tidak berbatas,” tambahnya. 

Baca juga: Gading Marten Ungkap Rencana Liburan Bareng Gisel dan Gempi

Bukan sekedar pasar daring, Komunitas Kesengsem Lasem dan Yayasan Lasem Heritage juga memiliki rencana besar setelah ini. Mereka bakal memberikan fasilitas virtual tour yang memperlihatkan kegiatan membatik di Lasem.

“Mungkin ini adalah virtual tur pertama yang mengajak teman-teman untuk melihat dapur para pembatik seperti apa. Step-nya seperti apa, jadi jangan pernah ketinggalan informasi dari kami. Jadi teman-teman bisa melihat keseruan membatik, tanpa temen-temen harus pergi kemana-mana,” pungkas Didiet. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here