Nama Lien MIRAE kini tengah menjadi perbincangan publik usai mengunggah sebuah foto di laman Weverse. Ia mengunggah foto sebuah ruangan di agensinya menggunakan efek banjir, dimana terlihat air memenuhi ruangan tersebut. Ia juga menuliskan caption yang dianggap warganet tidak menghargai tragedi Kapal Sewol.
Dalam foto itu, ia menuliskan candaan, mengatakan bahwa ia meminta diselamatkan. Candaannya ini berhubungan dengan efek banjir yang ia pakai pada gambar yang ia ambil. Ia juga menuliskan bahwa alasan ia menginginkan agensinya segera ganti kantor adalah untuk mencegah banjir ini.
“Selamatkan aku! Inilah kenapa agensi kami harus cepat-cepat pindah,” tulis Lien pada unggahannya.
Unggahan ini pun segera dibanjiri hujatan warganet. Sebab anggota boy group MIRAE itu mengunggah foto tersebut pada Minggu (16/4) lalu. Di mana tepat di tanggal yang sama merupakan hari tenggelamnya Kapal Sewol yang menewaskan ratusan orang pada tahun 2014 lalu.
Tahun 2023 ini menjadi peringatan ke-9 tahun tenggelamnya kapal tersebut. Oleh karena itu, Lien kemudian dikatakan bercanda di waktu yang tidak tepat. Apalagi dengan efek yang digunakan Lien. Yang mana foto dengan efek banjir itu menyerupai lobi kapal yang dipenuhi air sebelum tenggelam.
|Baca Juga: Penyanyi Muda Korea, Tany Meninggal Dunia Secara Tragis


Warganet pun kemudian beramai-ramai menyebut anggota MIRAE itu sebagai orang yang tak menghargai kejadian tragis Kapal Sewol. Banyak yang mengatakan bahwa ia dapat mengunggah foto dengan efek lain, mengapa harus menggunakan efek banjir.
Banyak pula yang mengkritisi sang idol, menyayangkan mengapa ia harus menuliskan caption meminta tolong dan bercanda mengenai hal tersebut. Orang-orang pun mengatakan bahwa sayang sekali ia memilih menjadi orang yang tak peduli mengenai kejadian tragis terbesar Korea Selatan tersebut.
|Baca Juga: Berhati Malaikat, Jungkook ‘BTS’ Donasikan Rp11 Miliar untuk Rumah Sakit Anak
Tragedi Kapal Sewol sendiri terjadi pada tahun 2014. Dimana saat itu ratusan siswa dan siswi SMA tengah melakukan study tour menggunakan kapal feri Sewol. Saat berlayar, kapal tersebut tiba-tiba berbelok tajam yang menyebabkan kapal miring lalu terbalik.
Beberapa saat kemudian kapal tersebut pun karam. Namun anehnya tak ada panggilan darurat yang dilakukan oleh awak kapal. Malah yang melakukan panggilan darurat adalah salah satu murid yang mengikuti perjalanan tersebut.
Proses penyelamatan dilakukan secara besar-besaran. Sayangnya sebanyak 304 penumpang dan awak kapal ditemukan dalam keadaan tewas. Hanya 172 orang yang berhasil selamat. Atas tragedi ini, sang kapten dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan belasan awak kapal lainnya ditahan. *via/ika