Cerita PCU Choir Raih 3 Gelar di Singapore International Choral Festival 2024

Penampilan PCU Choir di ajang 8th Singapore International Choral Festival 2024. (Foto: Dok. Pri)
Penampilan PCU Choir di ajang 8th Singapore International Choral Festival 2024. (Foto: Dok. Pri)

Indonesia mendulang 22 medali lewat ajang 8th Singapore International Choral Festival 2024. Dari puluhan medali itu tiga di antaranya merupakan capaian dari Paduan Suara Universitas Kristen Petra Surabaya, PCU Choir.

Singapore International Choral Festival (SICF) merupakan festival paduan suara tahunan yang diadakan sejak 2014. Ajang tersebut menjadi wadah pertemuan bagi konduktor dan paduan suara dari berbagai negara.

Tahun ini sebanyak 72 tim dari tujuh negara seperti Indonesia, Thailand, China, Filipina,Taipei, Hongkong dan Singapura ikut bersaing memperebutkan medali.

Paduan suara yang biasa dikenal PCU Choir itu unggul di tiga kategori. Yakni Gold Champion untuk kategori Equal Voice (Female) 25 years and below, Gold Champion di kategori Folklore, dan Gold 1st Runner Up untuk kategori Mixed Choir under 25 years and below.

| Baca Juga: Setelah Raih Medali dalam Olimpiade Paris 2024, Atlet Ini Kembali Bekerja di Restoran Keluarga

”Rasanya senang banget karena paduan suara UK Petra ini kan baru bangkit kembali. Setelah sempat ada pergantian pelatih, prestasi kami belum muncul lagi. Dan setelah dua tahun saya melatih ini baru prestasi internasional pertama,” ujar konduktor PCU Choir Onny Prihantono kepada Nyata, belum lama ini.

Kemenangan itu sekaligus menjadi titik awal bangkitnya PCU Choir di kancah Internasional. Meski pertama namun hasilnya luar biasa.

”Kalau teman-teman paduan suara kampus lain kan sudah sampai Asia bahkan Eropa. Kami berusaha untuk step by step dulu. Yang terdekat Singapura. Dan tujuannya memang kami ingin menguji kemampuan anak-anak sudah sampai mana. Hasil pembelajaran selama kurang lebih dua tahun ini,” imbuhnya.

Onny sendiri baru dua tahun melatih PCU Choir. Meski begitu dia sudah berpengalaman menjadi konduktor selama 15 tahun. Sebelumnya, pria berusia 38 tahun itu berhasil membawa tim paduan suara SMAK St Louis 1 Surabaya menjadi juara umum Singapore International Choral Festival 2017.

| Baca Juga: Wanita Down Syndrome Pertama Raih Gelar Sarjana Hukum

”Sebenarnya deg-degan saat membawa anak-anak ke Singapura. Awalnya sempat ragu. Namun karena itu yang membuat saya harus bisa mempersiapkan anak-anak ini dengan baik. Saya yakin mereka punya kemampuan yang cukup untuk bersaing di lingkup internasional,” ungkapnya.

Karena itu, Onny bertekad untuk melanjutkan keberhasilan tersebut pada PCU Choir. Di awal tahun dia mulai mengisi formulir dan mengumpulkan dokumen secara online dalam keikutsertaan di ajang 8th Singapore International Choral Festival 2024.

Penampilan PCU Choir di ajang 8th Singapore International Choral Festival 2024. (Foto: Dok. Pri)
Penampilan PCU Choir di ajang 8th Singapore International Choral Festival 2024. (Foto: Dok. Pri)

 Onny kemudian menyiapkan berbagai persiapan sebelum berkompetisi pada 29 Juli-31 Juli 2024. Seperti latihan intensif selama enam bulan, kostum hingga lagu. ”Saya punya strategi dengan menyusun jadwal latihan sampai hari-H. Di awal-awal mungkin 3 kali seminggu selanjutnya bisa setiap hari latihan tujuh sampai delapan jam,” ucapnya.

”Kami nggak hanya menghafalkan lagu, tapi juga ekspresi, dinamikanya, koreografinya, banyak hal yang dihafalkan. Cara pengucapannya juga harus dihafalkan, bagaimana menceritakan setiap kata, setiap frase. Kebetulan lagunya juga beberapa bahasa, Ada Indonesia, Jerman, Spanyol dan bahasa daerah,” imbuhnya.

| Baca Juga: Jamie Lee Curtis Raih Doktor Kehormatan dari American Film Institute

Selain itu demi menjaga performa suara setiap personil, Onny juga menerapkan pola hidup sehat. Yakni melarang konsumsi minuman dingin dan pedas, serta gorengan. Setelah berbagai persiapan dan latihan yang cukup ketat. Paduan suara yang beranggotakan 40 personil itu terbang ke Singapura.

Pada 29 Juli, PCU Choir mulai berkompetisi di kategori Folklore. Sambil mengenakan busana tradisional Aceh mereka menyanyikan tiga lagu daerah. Yakni Bungong Jeumpa, Soleram, dan Hela Rotane. Lagu tersebut dilantunkan dengan suara yang sangat merdu dibarengi koreografi yang memukau.

 ”Waktu kami menyanyikan lagu Bungong Jeumpa itu sambil tari saman. Jadi sambil berjongkok dan menyanyi itu tidak mudah untuk membuat suara tetap stabil. Pas lagu Soleram itu kami membawa alat musik unik. Kami pakai gelas anggur dibunyikan dengan jari. Jadi seperti ada suara dentuman. Sementara di lagu Hela Rotane sebenarnya ceritanya tentang tarik tambang Tapi kami pakai rotan bukan tambang,” tuturnya sambil tertawa.

| Baca Juga: Raih Dua Medali Emas, Peringkat Indonesia Melesat di Olimpiade

Di hari berikutnya, mereka berkompetisi kembali di kategori Equal Voice dan Mixed Choir. Lagu yang dinyanyikan antara lain Der Wassermann, Lux Aeterna, Las Amarillas, Deliver Me O Lord, Fair Phylis I Saw, Sahut Namaku.

”Dalam menentukan lagu itu juga ada strateginya. Karena kalau misal dalam satu kategori itu ada beberapa lagu, itu kita memilih lagu yang kurang lebih coraknya sama, itu tidak akan bernilai tinggi. Harus coraknya berbeda. Sehingga penonton atau juri menyaksikan kita seperti menyantap sebuah makanan. Jadi ada appetizer, main course dan dessertnya,” ucap alumnus Universitas Kristen Petra Jurusan Desain Komunikasi Visual itu.

Deliver Me O Lord, Itu adalah lagu yang susah dibawakan. Karena ada beberapa makna dalam satu lagu. Kami harus bisa menunjukkan ekspresi rasa penyesalan. Terus di tengah lagu mulai ada kemurkaan, ada kemarahan dari kemurkaan, lalu di akhir kita merasakan kedamaian. Jadi memang bernyanyi dan berekspresi sesuai dengan suasana lagunya,” timpal salah seorang anggota PCU Choir, Ruben Kresna Nugraha.

Penampilan tersebut rupanya sukses menghipnotis 11 dewan juri, termasuk Elisenda Carrasco i Ribot konduktor ternama asal Spanyol. ”Mereka memuji paduan suara UK Petra meskipun bukan dari jurusan musik namun kami sanggup menyatukannya dalam sebuah paduan suara,” terang Onny.

| Baca Juga: Tangis Haru Ashanty Raih Gelar Doktor di Unair

Menang di tiga kategori membuat PCU Choir mendapat kesempatan untuk mengikuti babak Grand Prix champion. Dalam babak adu antar pemenang per kategori tersebut, PCU Choir bersaing dengan One Voice Spensabaya SMPN 1 Surabaya, Padjadjaran University Choir, Sonitus Caeli Youth Choir SMA Pangudi Luhur Jakarta, Eunoia Junior College Choir dari Singapura, Shanghai Little Star Choir dari Cina dan Sola Gratia Chorale dari Filipina.

Pada malam Grand Prix tersebut, PCU Choir tampil luar biasa dengan membawakan lagu Soleram arr. Ily Matthew dan Pal-So-Seong oleh Hyowon Woo di Esplanade Hall, salah satu concert hall terbaik di dunia.

”Walaupun juara umumnya dari Filipina, tapi anak-anak sangat senang sekali sudah membawa tiga gelar sekaligus. Bahkan setelah berkompetisi kami terharu, mereka juga jadi tahu bahwa perjuangan dan pengorbanan selama ini menuai hasil yang memuaskan,” tutupnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here