Tidak mudah mengubah trauma perundungan menjadi sebuah motivasi untuk sukses. Namun Puteri Indonesia Pariwisata 2022, Adinda Cresheilla mampu membuktikannya. Wanita berusia 26 tahun itu bahkan sempat dibully saat akan mendaftarkan diri menjadi model.
Kulit sawo matangnya menjadi bahan ejekan terus-menerus. Sampai-sampai sempat membuatnya insecure dengan fisiknya sendiri. “Dulu itu saya pernah ditertawain ‘kulit kamu itu item, gelap gausah jadi model nggak cocok di depan kamera, masak orang item gitu masuk kamera’,” curhatnya saat ditemui Nyata, belum lama ini.
|Baca Juga: Putri Indonesia 2020 Ayu Maulida Putri: Gagal dan Bangkit Lagi


Dengan nada yang sangat berat ia mengenang kembali, betapa sakitnya bully-an yang pernah ia alami kala itu. “Hurting other people itu sangat berpengaruh bahkan lebih sakit daripada ditonjok,” kenangnya.
Tak hanya ejekan secara langsung, ia juga kerap kali mendapat hate comment di media sosialnya. Beruntung ia tidak pernah memusingkan hal tersebut. Malahan pengalaman pahit itu kemudian ia bawa ke ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2022.
Dengan mengusung program kesetaraan gender dan anti cyber bullying, Dinda membuat platform digital bernama Better Equal. Yang awalnya cuma sebatas sosmed campaign kini semakin berkembang menjadi komunitas bagi perempuan putus sekolah hingga korban pernikahan dini.
|Baca Juga: Putri Indonesia Bongkar Sifat Asli Bella Hadid
Meskipun awalnya sempat insecure juga, namun seiring berjalannya waktu ia bisa mengatasi perundungan tersebut. Ia bahkan mengaku bahwa hate comment juga membantunya untuk tetap melangkah maju dan grow up.
“Saya menerima ini sebagai tantangan, how far saya bisa mencapai ini, saya beranikan diri untuk baca (hate comment,red) satu-persatu. Tetapi ketika mereka menyinggung keluarga saya, itu tidak bisa diterima,” ujar dara kelahiran 1997 itu.
Dengan title tersebut, Dinda tidak hanya menyuarakan tentang Beauty Pageant saja, tetapi juga ikut andil menjadi speaker bagi para wanita. “Putri Indonesia bagi saya bukan hanya soal crown, tapi lewat ini saya punya misi untuk jadi speaker. Menyalurkan suara para perempuan yang tidak punya suara, agar suaranya bisa lebih nyaring lagi,” ujarnya. *pad