Kesedihan kehilangan anggota keluarga yang menjadi korban kecelakaan pesawat Jeju Air juga dirasakan oleh seekor anjing bernama Pudding. Dia kehilangan 9 orang yang selama ini merawatnya.
Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 rute Bangkok-Korea Selatan mengalami kecelakaan setelah mendarat darurat di Bandara Internasional Muan pada 29 Desember lalu.
Dari 181 penumpang, 179 di antaranya meninggal dunia. Sementara dua awak kabin yang berada di ekor pesawat selamat meski menderita cedera cukup parah.
Sembilan anggota keluarga dari tiga generasi dilaporkan menjadi korban. Mereka berlibur ke Thailand untuk merayakan ulang tahun Bae (78) selama 5 hari 3 malam. Ikut serta istrinya, putri sulungnya dan suami, anak bungsu, serta 4 cucu yang salah satunya berusia 6 tahun.
| Baca Juga : Nazmin Rasheed, Bocah 10 Tahun yang Dapat Julukan ‘Little Van Gogh’
Sayang, itu menjadi liburan terakhir keluarga Bae. Tidak ada satu pun yang kembali ke kampung halaman mereka di desa daerah Yeonggwang, Jeolla Selatan.
Pudding, anjing peliharaan keluarga itu terus menunggu 9 anggota keluarga yang selama ini merawatnya pulang. Dilansir dari laman Chosun Ilbo, dia terus berdiri di depan rumah seolah sedang menunggu sesuatu.
Setiap ada orang yang lewat, dia mendekat dan mengendus, lalu berbalik. Saat mendengar suara kendaraan, dia langsung berdiri dan mengangkat tegak telinganya hanya untuk kembali berbaring di tanah.
Tak hanya itu, Pudding juga bolak-balik mendatangi balai desa, tempat yang biasa dikunjungi oleh Bae. Dia mengendus ke sana kemari seperti mencari keberadaan pemiliknya.
| Baca Juga : Lima Ayah Rela Botak dan Pakai Baju Balet Demi Pengobatan Kanker Anak
Bae Hu Deok (77), penduduk desa mengatakan, “seharian ini Pudding berjalan tanpa tujuan. Kalau saya ajak pulang, dia cuma mengikuti sampai depan rumah saja terus kembali ke rumahnya.”
Pudding telah diselamatkan oleh Coexistence of Animal Rights on Earth (CARE) Korea pada Rabu (31/12) lalu, atas izin anggota keluarga yang tersisa. Mereka menyatakan akan merawatnya hingga menemukan pemilik baru yang cocok.
Lihat postingan ini di Instagram
“Kami menilai bahwa tidak aman untuk Pudding berkeliaran di desa tanpa penjaga. Setelah menghubungi keluarga yang berduka, kami memutuskan untuk merawat Pudding hingga menemukan wali yang cocok,” tulis keterangan di caption.
Satu anggota keluarga yang tersisa adalah suami dari anak bungsu Bae. Dia tidak ikut berlibur karena pekerjaan. Tragedi itu menewaskan istri dan tiga anaknya.
Saat mendengar kabar kecelakaan itu, ia dikabarkan terjatuh dan menangis sambil mengatakan, “apa gunanya aku hidup kalau hanya sendirian?” (*)