Mata Tiroid Bisa Picu Kebutaan, Perhatikan Gejala Awalnya!

Foto: Dok. Pexels/Pouriya Kafaei

Sejak beberapa tahun terakhir, banyak orang mungkin mulai menyadari akan bahaya gangguan tiroid. Hormon tiroid sebenarnya sangat dibutuhkan untuk memastikan jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik, meregulasi tubuh dalam menggunakan energi, menjaga tubuh tetap hangat, serta menjaga otak, jantung, otot dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya. Karenanya, kelainan pada kelenjar tiroid, termasuk yang bersifat hormonal, bisa menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Namun, belum banyak yang mengetahui bahwa lebih dari 40% penderita gangguan tiroid mengalami komplikasi pada mata, kerap disebut penyakit mata tiroid. Proptosis alias eksoftalmus merupakan salah satu kondisi mata tiroid yang kerap dijumpai di tengah masyarakat, ditandai dengan mata yang cenderung menonjol dari lubang mata. Umumnya, penonjolan sepanjang 2 mm atau lebih dianggap abnormal.

“Pada penyakit mata tiroid, satu atau kedua bola mata penderitanya menonjol ke depan akibat pembengkakan pada otot atau jaringan lunak sekitar bola mata,” ujar Dr. Alia Arianti, SpM, Dokter Spesialis Mata Neuro-Oftalmologi JEC dan Ketua Layanan JEC Thyroid Eye Center dalam temu media virtual beberapa waktu lalu.

Perlu diketahui, pengidap gangguan tiroid mencapai jutaan orang di seluruh dunia. Di Eropa, prevalensinya berkisar 0‒8%, sementara di Amerika Serikat antara 1‒3%, dan di Asia Tenggara mencapai lebih dari 25%. Saat ini diperkirakan sekitar 27% dari keseluruhan pasien kelainan tiroid di dunia berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Diprediksi, Indonesia merupakan negara dengan penderita gangguan tiroid terbanyak di Asia Tenggara (kisaran 17 juta jiwa – atau 6,5% dari jumlah total secara global).

Gangguan tiroid pun menempati posisi kedua sebagai penyakit metabolik terbanyak setelah diabetes melitus di Indonesia. “Di JEC, sepanjang 2022 telah menangani 96 kasus mata tiroid. Di Indonesia 40 persennya (mata tiroid) mengalami masalah mata dan kebutaan,” tutur Alia.

Alia menerangkan, kasus mata tiroid bisa memiliki derajat ringan, sedang, berat hingga sangat berat. Namun bila seseorang mengalaminya bisa menyebabkan gangguan fungsi penglihatan ganda, juling, gangguan saraf optik yang terjepit hingga kebutaan permanen.

|Baca Juga: Bahaya Filler Bibir Kupu-Kupu yang Sedang Digandrungi Seleb Hollywood

Dia mengatakan, gejala mata tiroid kerap disepelekan karena dianggap umum, di antaranya mata melotot, kemerahan di bagian putih mata, mata kering dan mata berair. “Padahal, jika penanganan tidak tepat, penderita mata tiroid juga terancam fungsi penglihatannya yaitu pandangan ganda, penurunan ketajaman penglihatannya, hingga terjadi kebutaan,” tutur Alia.

Dokter spesialis mata JEC itu lebih lanjut menguraikan, mata tiroid tak bisa dilepaskan dari gangguan tiroid; yaitu kondisi ketidaknormalan pada kelenjar tiroid, yang terletak di leher bagian depan bawah, berupa perubahan bentuk kelenjar maupun perubahan fungsinya. Kelenjar tiroid memiliki fungsi memproduksi hormon tiroid, bila berlebihan disebut hipertiroid dan bila tidak mencukupi disebut hipotiroid.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here