Keajaiban di Tengah Gempa Turki-Suriah, Banyak Anak Terselamatkan dari Reruntuhan Bangunan

Foto: Dok. DailyMail

Gempa yang mengguncang Turki dan Suriah tengah menjadi perbincangan hampir di seluruh dunia. Begitu banyak doa mengalir untuk para korban yang terkena dampak dari musibah tersebut. Tim penyelamat di Turki dan Suriah tengah berjuang keras untuk selamatkan para korban di tengah peringatan bahwa waktu hampir habis. Waktu tersebut adalah waktu bagi ribuan orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Seorang bayi yang baru saja lahir adalah salah satu yang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan. Bayi itu ditemukan oleh seorang kerabatnya yang melihat bahwa sang bayi masih terikat pada tali pusar ibunya yang telah meninggal. Ibunya meninggal tampaknya sesaat setelah melahirkan ketika gempa besar tersebut menghantam rumah mereka di Jinderis, Suriah.

Foto: Dok. AFP/Getty Images

Keluarga dekat sang bayi juga tewas, membuatnya menjadi satu-satunya yang selamat. Namun seorang kerabat lainnya berhasil menemukannya setelah ia mendengar suara-suara saat menggali reruntuhan.

Di tempat lain, seorang anak lelaki bernama Ahmed berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat setelah melihat tiga jari kakinya di antara reruntuhan di Qatma, Suriah. Di Turki Selatan, Hulya Yilmaz dan bayinya, Ayse Vera, berhasil diselamatkan setelah 29 jam berada di bawah reruntuhan bangunan.

|Baca Juga:Rayakan Natal, Erika Carlina Berbagi Kasih Bersama Korban Gempa Cianjur

Lalu ada sebuah video yang direkam di Afrin, Suriah. Video tersebut memperlihatkan saat-saat yang luar biasa saat tim penyelamat mengeluarkan seorang gadis dari bawah reruntuhan. Sang ayah terlihat ada di sisinya, menenangkan sang putri.

“Ayah ada di sini – jangan takut!” kata sang ayah kepada putrinya.

Selain itu ada video yang beredar di laman Twitter yang memperlihatkan dua orang kakak beradik yang terperangkap di lempengan beton di lokasi yang tak diketahui, tengah memohon pertolongan.

Keajaiban di Tengah Gempa Turki – Suriah, Anak-anak Terselamatkan Foto: Dok. Daily Mail

Gempa bumi yang terjadi pada Senin (6/2) lalu begitu dahsyat meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Turki dan Suriah. Dilansir dari DailyMailMusibah ini telah memakan 7.200 korban tewas. Publik begitu khawatir bahwa bencana ini dapat merenggut hingga 20.000 nyawa. Diketahui lebih dari 5.400 orang meninggal di Turki dan 1.800 lainnya di Suriah.

UNICEF mengatakan bahwa kemungkinan ribuan anak-anak telah tewas akibat gempa ini. Di beberapa tempat. Para penyintas gempa mengatakan bahwa mereka dapat mendengar suara-suara orang yang terjebak. Tapi belum ada satu tim penyelamat pun yang tiba.

Gempa susulan dan jalan-jalan yang terblokir begitu menghambat upaya penyelamatan. Sedangkan skala bencana yang begitu luar biasa membagi sumber daya dan peralatan.

Suhu di bawah nol derajat celcius membuat beberapa orang yang terperangkap mungkin telah tewas akibat hipotermia sebelum berhasil diselamatkan.

Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan, mengatakan bahwa ada 13 juta warganya yang terkena dampak dari musibah ini. Ia kemudian juga mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di sepuluh provinsi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah keseluruhan orang yang terkena dampak di Turki dan Suriah mencapai 23 juta orang.

Di Hatay, Turki, para korban selamat mengatakan bahwa mereka dapat mendengar suara orang-orang minta tolong dari bawah reruntuhan. Seorang penyintas, Nurgul Atay, mengatakan bahwa ia dan yang lain telah berusaha untuk menyelamatkan ibunya. Tetapi, mereka tidak dapat memindahkan lempengan beton yang berat. Ia juga mengatakan bahwa ia bisa mendengar suara ibunya yang sedih.

“Ibuku berusia 70 tahun, dia tidak akan mampu bertahan lama,” kata Nurgul menambahkan.

Seorang penyintas lain, Deniz, mengatakan bahwa banyak korban membuat suara-suara meminta pertolongan tapi tak ada yang datang.

“Mereka berteriak-teriak. Mereka berkata ‘Selamatkan kami!’, tetapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kita akan menyelamatkan mereka?” ungkap Deniz.

Foto: Dok. DailyMail

Beberapa dari mereka yang terjebak di bawah reruntuhan meninggalkan berbagai pesan pilu dan putus asa di sosial media. Di Twitter, Instagram, Facebook, banyak dari mereka meminta pertolongan.

Gempa pertama berekekuatan 7,8 SR mengguncang pada Senin (6/2) dini hari. Guncangan yang begitu tiba-tiba datang memaksa para penyintas untuk melarikan diri dari rumah mereka yang runtuh dengan mengenakan piyama saja. Bahkan banyak dari mereka tak menggunakan sepatu ataupun mantel. Gempa susulan bergemuruh selama berjam-jam saat upaya penyelamatan berlangsung. Kemudian gempa kedua berkekuatan 7,5 SR mengguncang pada sore harinya. Gempa kedua ini merobohkan bangunan-bangunan yang sebelumnya telah rusak akibat gempa pertama.

Jalan-jalan penyeberangan perbatasan telah terblokir dan di beberapa lokasi hancur, membuat upaya bantuan menjadi lebih sulit. Para korban yang selamat berusaha mencari tempat berlindung, di dalam mobil atau tenda-tenda darurat di atas tanah yang membeku. Sementara itu tim penyelamat harus terus menggali bahkan terkadang menggunakan tangan kosong.

|Baca Juga:Dikabarkan Bangkrut, Lesti-Billar Beri Donasi Ratusan Juta untuk Korban Gempa Cianjur

Badan-badan bantuan memperingatkan bahwa persediaan makanan dan air semakin menipis dan mereka yang kehilangan tempat tinggal membutuhkan pakaian hangat. Di Hatay, mantan pemain Newcastle dan Everton, Christian Atsu, 31 tahun, menjadi salah satu dari mereka yang diselamatkan dari reruntuhan.

Kelompok bantuan Komite Penyelamatan Internasional memperingatkan adanya ‘kebutuhan kemanusiaan yang besar’ di Turki dan Suriah. Yang mana pasokan listrik dan gas di kedua negara tersebut juga sangat terpengaruh.

Menanggapi musibah besar yang terjadi di kedua negara tersebut, sekitar 70 negara lain telah berjanji untuk memberikan bantuan. Selain itu banyak juga badan amal yang melakukan penggalangan dana untuk membantu para korban. *via/ika

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here