Perdana! Arab Saudi Buka Lowongan Masinis untuk Wanita

Menindaklanjuti kebijakan modernisasi yang dibuat oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, status perempuan kini mulai diakui. Salah satu kabar terbaru adalah mulai dibukanya lowongan kerja sebagai masinis bagi wanita Arab Saudi, Jumat (18/2). Menanggapi hal itu, sebanyak 28.000 pelamar wanita beramai-ramai mengirim berkasnya ke perusahaan Kereta Api, Renfe, milik Spanyol di sana.

Melansir dari BBC, 30 orang wanita terpilih akan mengendarai kereta cepat tujuan Mekah dan Madinah. Bagi negara Muslim konservatif, hal ini adalah gebrakan besar, mengingat pertama kalinya dalam sejarah Arab, kereta dikemudikan oleh kaum hawa.

Larut dalam aturan syariat, selama beberapa dekade partisipasi tenaga kerja wanita di Arab Saudi adalah yang terendah di dunia. Namun belakangan di rubah, karena Putra Mahkota ingin mengembangkan bisnis agar tidak terpusat di pertambangan minyak.

| Baca juga: Konser Justin Bieber di Arab Saudi Terancam Batal. Diminta Tak Layani Pembunuh!

Reformasi sosial yang dibentuk anak Raja Salman ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya pemerintah Arab Saudi telah melonggarkan undang-undang yang membatasi wanita mengemudi, sehingga memungkinkan wanita bisa bepergian dengan bebas.

| Baca juga: Potret Cantik Selingkuhan Pangeran Arab. Uang Sakunya Aja 2 Milyar Per Bulan!

Akibat gerakan emansipasi ini, partisipasi perempuan produktif dalam dunia kerja meningkat dua kali lipat selama lima tahun terakhir menjadi 33%. Namun bukan berarti, dengan begini pria Arab Saudi akan diungguli oleh para wanita. Menurut Brookings Institute, Amerika, pria tetap menjadi mayoritas yang memegang kendali pekerjaan di sektor publik.

Terlepas dari itu, perempuan Arab Saudi tetap harus mendapatkan persetujuan dari wali laki-laki untuk menikah, mendapatkan perawatan kesehatan, dan meninggalkan penjara.

Terlepas dari reformasi sosial yang besar, nantinya masinis wanita Arab Saudi tetap harus mendapatkan persetujuan wali laki-laki untuk menikah, meninggalkan penjara, atau mendapatkan perawatan kesehatan tertentu. Menurut aktivis hak asasi manusia Saudi, sampai detik ini perempuan masih terus menghadapi diskriminasi dalam hal keluarga, perceraian, pengambilan keputusan yang ada hubungannya dengan anak-anak. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here