Perjalanan Panjang Sang Profesor Kusta, Cita Rosita Sigit Prakoeswa

Cita Rosita Sigit Prakoeswa
Foto: Catur/Nyata

Cita Rosita Sigit Prakoeswa tak pernah bermimpi menjadi profesor, apalagi dalam bidang kedokteran. Nyatanya, wanita yang sempat bercita-cita sebagai insinyur itu, telah dikukuhkan menjadi guru besar Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, pada 26 Januari 2019 lalu.

Semua bermula dari impian sang ibunda, agar Cita menjadi dokter. Selepas SMA, akhirnya Cita melanjutkan pendidikan kedokteran. Tak disangka, Cita sangat menikmati tahun demi tahun di sana. Bahkan, dirinya menempuh pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis kulit.

“Saya mulai menikmati menjadi mahasiswa kedokteran. Dan makin menikmati ketika mulai masuk pendidikan spesialis kulit. Karena di situ saya mengenal penyakit kusta,” ucap Cita kepada Nyata, saat ditemui di ruang kerjanya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Cita Rosita Sigit Prakoeswa
Foto: Catur/Nyata

Baca juga: Jurnalis Australia Terjang Reruntuhan Gempa Palu Demi Nyawa Kucing

Menurutnya, kusta adalah penyakit yang tidak mudah dibasmi, kecuali dengan memutus mata rantai penyebarannya. Sementara, selama ini penderita kusta kerap tidak diterima di masyarakat. Mulai dari kehilangan pekerjaannya, sampai ditolak oleh keluarganya sendiri.

Beberapa dari mereka akhirnya kehilangan rasa percaya diri, dan cenderung mengasingkan diri. Kesulitan itulah yang menggerakkan hati Cita, untuk meneliti tentang penyakit kuno tersebut.

Keseriusan serta pengorbanan yang dilakukan bagi penderita kusta, kemudian membawa Cita memperoleh sederet penghargaan.

Penasaran seperti apa perjalanan panjang seorang Cita Rosita Sigit Prakoeswa, hingga menyandang gelar guru besar? Baca ulasannya di Tabloid Nyata edisi 2483, yang terbit Jumat, 1 Februari 2019. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here