Untuk pertama kalinya, GKI Pregolan Bunder Surabaya, mengadakan pelatihan Basic Life Support (BLS), pada Minggu (17/1) kemarin. Training tersebut digelar, sebagai pelatihan pertolongan pertama untuk menyelamatkan seseorang yang mendadak alami henti jantung.
Dengan senyuman hangat, para dokter yang mengisi acara tersebut, menyambut peserta yang baru hadir. Tercatat 130 orang mengikuti acara yang digelar siang hari itu.
Baca juga: Sukses Latih Pertolongan Pertama pada Henti Jantung, BLS VI Luluskan 2000 Orang Lebih
Sebagian besar merupakan jemaat GKI Pregolan Surabaya. Sebagian lagi, berasal dari komunitas-komunitas dan jemaat luar kota.
“Yang daftar sebelum hari ini 90 orang, dan yang on the spot sekitar 40-an. Yang saya apresiasi juga, banyak anak mudanya yang dateng,” terang Ketua Majelis Gereja Kristen Indonesia Pregolan Surabaya, Pdt. Sandi Nugroho, STH.MA.
Ide diadakan BLS di GKI Pregolan ini, sebenarnya telah ada setahun lalu. Di mana saat itu, Sandi dan Jeffrey D. Adipranoto, dr. Sp.JP(K), tengah ngobrol santai soal jantung koroner.
Bicara mengenai banyaknya kasus jantung koroner, Sandi teringat insiden serupa di GKI Pregolan.
“Kami teringat dokter Jeffrey ngomong, diingatkan betapa pentingnya pelatihan ini. Dokter Jeffrey juga pernah mengatakan, ini bisa menjadi berkat bagi orang lain.” terang Pendeta Sandi.
Baca juga: Festival Dongeng Surabaya 2018 Angkat Kembali Kebiasaan Jadul
Training Basic Life Support di GKI Pregolan, fokus membahas bagaimana seseorang dapat terserang penyakit jantung koroner. Materi tersebut disampaikan oleh Dr. Philia Setiawan dr., SpAn., KIC., KAKV dan Jeffrey D. Adipranoto, dr. Sp.JP(K).
Tak hanya mendapat materi, peserta BLS juga bisa mempraktikkan langsung, pertolongan pertama ketika menemukan seseorang yang tiba-tiba henti jantung. Pelatihan tersebut dipandu oleh Pesta Manurung, dr. SpAn.
Baca juga: Bekraf Hibahkan Rp 200 Juta untuk Kemajuan Perfilman Indonesia
Acara ini diisi oleh dokter-dokter perwakilan Departemen Anestesiologi & Reanimasi RSUD Dr. Soetomo dan FK UNAIR. Selain itu, didukung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya, Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia (PERDATIN) Jawa Timur,
Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI) Surabaya dan Persatuan Masyarakat dan Pengusaha Indonesia Tionghoa (PERMIT) Jatim. (*)