Gejolak akibat keputusan Pangeran Harry dan Meghan Markle untuk mundur dari anggota senior Royal Family masih terus berlanjut. Keputusan tersebut membuat anggota keluarga kerajaan terpukul, khususnya Pangeran William.
Meski kakak Pangeran Harry tersebut belum memberikan pernyataan resminya hingga kini, ia sempat curhat kepada seorang temannya. Dilansir dari The Sunday Times, ayah tiga anak itu merasa sedih dengan keputusan Pangeran Harry.
“Aku selalu merangkul adikku selama hidup kami. Kini aku tak bisa melakukan hal itu lagi. Kami adalah entitas yang berbeda sekarang,” kata teman Pangeran William menirukan ucapan Duke of Cambridge.
| Baca juga: Oops! 10 Momen Meghan Markle Terciduk Melanggar Protokol Kerajaan
Suami Kate Middleton itu berharap ia bisa kembali dekat dengan adiknya. Ia juga akan terus memberikan dukungan kepada Pangeran Harry dan Meghan.
“Aku sedih dengan itu. Yang bisa kami lakukan, dan yang bisa kulakukan adalah mencoba mendukung mereka. Kami berharap akan tiba saatnya memiliki satu suara. Aku ingin semuanya bermain sebagai tim yang sama,” tambahnya.
Seperti diketahui, belum lama ini Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, mengumuman pengunduran diri mereka dari anggota senior Royal Family. Ironisnya, keluarga Kerajaan Inggris tidak ada apa-apa soal keputusan tersebut.
Dilansir dari Us Weekly, sebuah sumber mengungkap, masih ada ketegangan antara Pangeran Harry dan Pangeran William. Sehingga untuk keputusan sebesar itu, William tidak tahu apa-apa. “Tentu ini sangat menyedihkan,” ungkap sumber tersebut.
“Dulu, ketika muda William adalah orang pertama yang akan diberitahu Harry tentang keputusan besar yang diambilnya. Tapi untuk kali ini dia justru tidak tahu apa-apa,” imbuhnya.
| Baca juga: Persembahan Meghan untuk Ulang Tahun Kate Picu Kemarahan Publik
Seorang ahli keluarga kerajaan, Richard Fitzwilliams mengungkapkan kalau keputusan Meghan dan Pangeran Harry ini adalah langkah yang tidak biasa.
“Anggota Royal lain tidak tahu tentang hal tersebut. Ini adalah sesuatu yang tak biasa dan sangat tidak bertanggungjawab,” tutur Richard. (*)