“Jamaah, oh jamaah. Alhamdulillah,” kalimat itu tentu tak asing di telinga masyarakat. Namun kali ini, sang ustaz yang mempopulerkan kalimat tersebut, justru membawa berita duka. Ya, istri ustaz Maulana meninggal dunia, pada Minggu (20/1) kemarin pukul 16.21 WIB, di RS Bhayangkara Makassar.
“Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Allahummaghfir lahaa warham-haa wa ‘aafihaa, wa’fu anhaa. Telah berpulang Ibu Nuraliyah Ibnu Hajar (Istri dari Ustadz Nur Maulana), pada hari Minggu 20 Januari 2019 jam 16.21 WIB di RS Bhayangkara Makassar. Turut berduka cita sedalam dalamnya, semoga Almarhumah husnul khatimah, الله terima amal ibadah beliau, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, keikhlasan & ketabahan.
Aamiin. (Admin),” tulis akun Instagram @m_nur_maulana, mengiringi potret hitam putih ustaz Maulana dan istri.
Baca juga: Ketika Ratu Elizabeth Ketahuan Nyetir Tanpa Kenakan Sabuk Pengaman
Kepergian almarhumah Ummi Naura ini menyisakan duka mendalam. Terlebih, semasa hidupnya dikenal sebagai pribadi yang ringan tangan.
Dalam video yang diunggah akun @m_nur_maulana, ustaz Maulana yang masih diselimuti perasaan duka, mencoba tetap tegar menceritakan sosok mendiang istrinya pada Oki Setiana Dewi.
1. Berjuang dengan kanker usus selama tujuh tahun
Pria bernama lengkap Muhammad Nur Maulana itu mengatakan, sang istri mengidap penyakit kanker usus sejak tujuh tahun lalu. Namun penyakit tersebut baru diketahui di tahun 2018, karena almarhumah tidak mau diperiksa ke rumah sakit.
Baca juga: 10 Momen Romantis di Pernikahan Randy Pangalila yang Digelar Privat
“Saya turuti apa maunya, saya tidak pernah menolak apa maunya. Ternyata pinginnya berobat alternatif. Ternyata Allah berkata lain, akhirnya (penyakitnya) sampai ke hati, limpa, paru-paru,” cerita ustaz Maulana dengan suara lirih.
2. Tidak sempat dibawa berobat ke luar negeri
Kepada Oki, ustaz Maulana juga menceritakan rencana untuk membawa sang istri berobat ke Penang, Malaysia. Segala hal telah dipersiapkan. Mulai dari transportasi, akomodasi, rumah sakit, bahkan dokter.
Namun takdir berkata lain. Rencananya, Senin (21/1) ini ustaz Maulana akan mengantar istrinya berobat ke Malaysia. Kini, justru ia harus mengantar istri tercinta ke tempat peristirahatan terakhir.
“Jadi yang seharusnya hari (Senin) ini saya bawa ke Penang, Malaysia, ternyata ke alam barzakh. Padahal semua sudah siap, hotel, rumah sakit, dokter,” lanjut ustaz Maulana.
3. Bangun masjid dan sekolah gratis
Semasa hidup, almarhumah Ummi Naura telah melakukan banyak hal bermanfaat, untuk orang-orang di sekitarnya. Diantaranya, almarhumah telah mendedikasikan seluruh harta yang didapatnya dari suami, untuk membangun masjid dan sekolah gratis.
“Yang buat haru, sebelum Ummi Naura meninggal, masjidnya sudah jadi. Emasnya dijualin untuk bangun masjid, bangun sekolah,” tutur pria empat anak itu.
4. Potret wanita salihah
“Ummi Naura itu istri yang salihah, nurut. Saya merasa ada sosok Khadijah, yang memberikan semua (emas) untuk bangun masjid, sekolah. Ada sosok Siti Hajar, yang ditinggal suaminya ke kota lain, membesarkan anaknya sendiri. Cantiknya, pinternya, keikhlasannya, seperti Aisyah,” puji ustaz Maulana.
Baca juga: Monita Tahalea Gak Nyangka Dipilih Candra Darusman
Dirinya merasa yang paling banyak berdosa pada istri, karena tidak bisa selalu menemani, serta merawat keempat orang buah hatinya. Menurutnya, selama sepuluh tahun lebih lima bulan menikah, almarhumah tidak pernah memiliki kesalahan padanya.
Kebaikan almarhumah begitu mengena di hati masyarakat sekitar. Sehingga saat kepergiannya pun, kebaikan itu dibalas oleh orang-orang. Diantaranya, seluruh biaya rumah sakit telah ada yang menanggung. Bahkan ustaz Maulana tak mengeluarkan uang sepeser pun, untuk biaya pengobatan.
Terlihat pula dari banyaknya pelayat, serta karangan bunga yang memenuhi kediaman orang tua almarhumah. Ya, jenazah memang disemayamkan dan dimandikan di rumah orang tuanya, di Jalan Satando, Makassar.
Baca juga: 4 Minuman Segar Ini Jadi Jurus Jitu Lawan Jerawat
Sementara itu, jenazah dimakamkan pada Senin (21/1) siang, di Pekuburan Arab di Jalan Kandea, Makassar. Komplek pemakaman tersebut merupakan pemakaman para ulama. Lantaran hal ini lah, ustaz Maulana merasa terharu sekaligus bangga.
“Kuburan yang saya siapkan ternyata agak jauh. Jadi di Jl. Kandea, kuburan para ulama semua. Jadi syukurlah, orang-orang saleh semua disana,” ucap ustaz Maulana (*)