Main di ‘Woman of the Hour’, Anna Kendrick Tolak Bayaran

Anna Kendrick tidak terima bayaran dari film ‘Woman of the Hour’. (Foto: Instagram/annakendrick47)
Anna Kendrick tidak terima bayaran dari film ‘Woman of the Hour’. (Foto: Instagram/annakendrick47)

Aktris Hollywood Anna Kendrick tidak menerima bayarannya setelah bermain sekaligus debut sebagai sutradara untuk film Netflix kriminal-thriller ‘Woman of the Hour’.

Dikutip dari Variety (31/10), Anna memilih untuk tidak menerima bayaran dari film tersebut karena dia merasa tidak nyaman harus mendapat keuntungan dari film yang diadaptasi dari kisah nyata itu.

“Sejak awal film ini kubuat bukan untuk mendapatkan uang,” akunya.

Namun aktris 39 tahun itu tidak menyangka jika Netflix akan membeli film tersebut di Toronto International Film Festival 2023 dengan harga mencapai Rp172 miliar lebih. Di saat itulah dia mulai mempertanyakan tentang keuntungan yang akan dihasilkannya.

| Baca Juga: Batalkan Pertunangan, Channing Tatum dan Zoe Kravitz Putus

“Netflix kemudian membelinya. Tapi sebelum penayangan perdananya, aku pun berpikir, ‘Oh, film ini ternyata akan cukup menghasilkan’. Kemudian, aku menanyakan pada diriku sendiri, ‘Apa aku tidak merasa jijik harus menerima keuntungan dari film ini?’ Dan ya, aku merasa seperti itu,” jelasnya lebih lanjut.

Film ‘Woman of the Hour’ menceritakan tentang seorang aktris bernama Sheryl Bradshaw (Anna Kendrick) yang bertemu dengan seorang pembunuh berantai ketika bermain dalam sebuah acara biro jodoh. Film tersebut diadaptasi dari cerita salah satu pembunuh berantai terkenal di Amerika, Rodney Alcala.

Di kejadian sebenarnya, Rodney Alcala dituduh telah membunuh setidaknya lima orang. Namun ada banyak orang yang percaya jika jumlah korbannya mencapai 120 orang.

| Baca Juga: Gisele Bundchen Hamil Anak Pertama dari Joaquim Valente

Kisah tersebut cukup tragis, sehingga Anna merasa tidak tega harus mendapat keuntungan dari suatu kejadian mengerikan.

Maka dari itu, dia pun memilih untuk mendonasikan keuntungan film tersebut untuk RAINN (rape, Abuse & Incest National Network) dan National Center for Victims of Violent Crime, organisasi yang sama-sama bergerak di bidang perlindungan bagi korban kekerasan seksual.

“Jadi aku memilih untuk tidak mendapat keuntungan apa pun dari film itu,” kata Anna. “Setidaknya, itulah hal yang bisa kulakukan.” (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here