Echa yakin, sebagian besar pembaca tidak asing dengan tokoh Putri Leia dari dunia Star Wars, terutama setelah munculnya dua film Star Wars terakhir. Tokoh Putri Leia menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam dunia tersebut sejak kemunculan pertamanya dalam episode keempat, A New Hope. Dan kita mungkin tidak akan pernah lagi melihat tokoh seperti itu dalam layar lebar setelah kematian mendadak  Carrie Fisher, sang pemeran Putri Leia. Sang aktris, penulis, dan penulis naskah itu meninggal akibat serangan jantung pada Selasa pagi waktu setempat.

Putri Leia bisa dianggap sebagai salah satu action hero perempuan yang pertama. Ia hadir pada era 1970-an, di tengah deretan film Hollywood yang lebih sering menampilkan action hero laki-laki. Berbeda dengan tipikal tokoh putri pada umumnya, Putri Leia tidak hanya duduk dan menunggu para pahlawan menyelamatkannya. Ia pun lebih dari mampu untuk membantu para pahlawan melawan sang tokoh antagonis.

Begitu terkenalnya Putri Leia, hingga akhirnya karakter Putri Leia pun tidak bisa dilepaskan dari Carrie Fisher. Dalam memoir terbarunya, The Princess Diarist, Fisher menulis,

“I liked being Princess Leia. Or Princess Leia’s being me. Over time I thought that we’d melded into one. I don’t think you could think of Leia without my lurking in that thought somewhere. So Princess Leia are us.”

Seperti halnya Putri Leia, Carrie Fisher pun tidak menyerah menghadapi berbagai masalah dan tantangan dalam hidupnya. Hal ini terbukti pada saat ia menulis novel perdananya yang terbit pada 1987, Postcards from the Edge, yang merupakan versi fiksi dari perjuangannya melawan ketergantungan terhadap obat-obatan. Versi adaptasi layar lebar dari novel itu, di mana Fisher juga menjadi penulis naskahnya, lebih bermain dengan masa ia tumbuh dalam latar belakang keluarga bintang Hollywood.

Jika pada akhirnya kematian mendadak Carrie Fisher membuat seluruh dunia–ataupun seluruh galaksi–berduka, maka duka itu akan menjadi sebuah tanda dalam dunia film pada khususnya dan bagi para perempuan pada umumnya. Sebuah tanda bahwa pada suatu waktu, di galaksi yang dekat dengan kita, pernah tinggal seorang perempuan yang tidak hanya duduk diam menunggu orang lain menyelamatkannya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here