Mungkin banyak yang tak kenal nama Mohd. Azwan Md Nor. Tapi pasti tidak asing lagi kan jika mendengar nama Wak Doyok. Pria bergaya maskulin dengan jambang lebat dan kumis yang ujungnya dipelintir itu adalah pengusaha yang kini jadi ikon mode paling terkenal di Asia. Meski kini kian populer, sosok Wak Doyok tetap rendah hati. Tidak sedikit pun wajahnya tampak kesal atau menggerutu meski harus cukup menunggu lama di sebuah sofa panjang di ruang make up artist.

Baca juga: Natasha Wilona Menjadi Gadis Polos di Anak Sekolahan

“Tantangan menjadi pesohor adalah keep humble. Ketika sudah mencapai pucak popularitas seringkali orang lupa darimana berasal, bagaimana bisa menjadi pesohor seperti sekarang,” begitu Wak Doyok membuka obrolan dengan Logat Malaysianya yang sangat khas. Keteguhannya untuk tetap down to earth, tak lepas dari masa lalu yang pernah hidup susah.

Sebelum seperti sekarang, dia pernah menjadi kuli bangunan di kawasan Dermaga Port Klang Malaysia. Beberapa sebagai buruh kasar itu dilakoninya sekitar tahun 2000 an. Ketika jadi kuli bangunan, dia sering dipanggil Doyok. Lantaran dia mirip pelawak Doyok asal Indonesia yang kerempeng. ”Kebetulan saat itu pelawak Doyok dan Kadir sangat populer di Malaysia. Jadilah saya disebut Wak (lelaki) Doyok,” ungkap bungsu dari 9 bersaudara itu. *nez/dro

Baca juga: 3 Pesan Moral Untuk Perempuan Dalam Fashion Week 2017

Seperti apa kehidupan Wak Doyok di masa lalu? Lalu bagaimana caranya hingga ia mampu meraih kesuksesan seperti sekarang ini? Sampai bisnis obat cream kumis, baca ulasannya di Tabloid Nyata edisi 2383 terbit tanggal 4 Maret 2017.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here