kamis (23/2) lalu, Nyata pun berkesempatan berkunjung ke kediaman El Ibnu di kawasan Jombang, Tanggerang Selatan untuk melihat langsung kondisi vokalis Band Elkasih ini. Di rumahnya, Ibnu hanya tinggal berdua saja dengan ibundanya, Metri (64). Ayahnya, Dongan Maruli Lumban Tobing telah meninggal dunia pada tahun 2004 silam. Sedangkan kakaknya telah berkeluarga dan adiknya kuliah di luar kota. Praktis hanya Sang Ibunda yang merawatnya setiap hari.
Mendengar kedatangan Nyata, pria berkulit putih tersebut langsung menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman. Penyakit stroke yang menggerogotinya memang membuat Ibnu lumpuh sebelah. Ia hanya dapat menggerakan kaki dan tangan kanannya saja. Kondisi Ibnu memang cukup memprihatinkan. Tubuhnya terlihat kurus. Tak hanya itu, emosinya pun kerap tak stabil.
Metri, ibu El Ibnu bercerita ihwal stroke yang menyerang Ibnu untuk kali pertama. Pada 2014, ia berangkat ke Maroko untuk bernyanyi dan bergabung dengan para pemusik yang berasal dari berbagai negara. Di sinilah Ibnu terserang stroke. “Siang latihan, malam nyanyi, nggakpernah istirahat. Makannya enak-enak. Kambing semua,” tutur Metri.
Baca juga: Kasih Ibu Kepada Anak yang Menderita Penyakit Langka di Florida
Dari seorang teman, Metri mendapat informasi tentang pengobatan herbal di kawasan Cijantung, Jakarta Timur. Setelah beberapa bulan menjalani pengobatan, kondisi Ibnu berangsur membaik. “Pantangannya banyak, tapi dia sembuh. Dia bisa nyanyi lagi. Bahkan bisa stir mobil Jakarta-Bandung,” beber Metri.
El Binbin, gitaris sekaligus kakak kandung Ibnu mengaku sangat prihatin dengan kondisi adik nya. Selama bekerjasama dengan Ibnu, Binbin melihat ba kat yang luar bisa dari sang adik. ”Dia itu punya warna dan visi ke depan. Dia punya selera musik yang tinggi. ”Dia kan dibesarkan di kafe. Syukur-syukur dia cepat sembuh dan kembali lagi bermusik” janji El Binbin.
Lalu bagaimana kisah lengkap Ibunda Ibnu dalam merawatnya? Bagaimana Ibnu menjalani hari-harinya kini? Semuanya tersaji di edisi terbaru tabloid Nyata 2382. Jangan sampai kehabisan ya. (*)
